Mengenal Lebih Dekat Karakteristik Gunung Guntur di Kabupaten Garut

Daftar Isi


Gunung Guntur, yang menjulang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, adalah salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang memiliki sejarah geologi dan letusan yang kaya, serta karakteristik alam yang unik dan menawan. Nama "Guntur" konon diambil dari letusannya di masa lalu yang sangat eksplosif dan menggelegar layaknya suara guntur yang membelah langit. Bagi para pendaki dan peneliti, Guntur menawarkan kombinasi daya tarik keindahan alam dan tantangan medan yang ekstrem.

I. Data Dasar dan Lokasi Geografis

Gunung Guntur merupakan bagian dari kompleks gunung api besar yang berada dekat dengan pusat Kota Garut.

 * Tipe Gunung Api: Stratovolcano (gunung berapi kerucut)

 * Ketinggian Puncak: \pm 2.249 meter di atas permukaan laut (mdpl).

 * Koordinat: 7^\circ 8' 52.8'' LS dan 107^\circ 50' 34.8'' BT.

 * Lokasi Administrasi: Terletak di Kelurahan Pananjung dan Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

 * Kompleks Gunung Api: Gunung Guntur merupakan puncak aktif dari kompleks Gunung Guntur–Gandapura yang juga terdiri dari beberapa kerucut erupsi tua, termasuk Gunung Masigit, Gunung Parupuyan, dan Gunung Kabuyutan.

II. Karakteristik Geologi dan Vulkanologi

Secara geologis, Guntur adalah gunung api andesitik yang dibangun oleh hasil erupsi eksplosif maupun efusif.

1. Struktur Kompleks

Kompleks Gunung Guntur dibentuk oleh batuan berumur Kuarter. Aktivitas vulkanisme di wilayah ini telah menghasilkan beberapa kerucut, kawah, dan dua kaldera besar:

 * Kaldera Pangkalan: Terletak di sebelah barat.

 * Kaldera Gandapura: Terletak di sebelah timur.

 * Kawah Aktif: Di sekitar puncak Guntur terdapat kawah melingkar dengan diameter \pm 200–250 meter dan kedalaman sekitar 300 meter. Meskipun kawah utama Guntur tidak aktif, gunung-gunung di sekitarnya seperti Gunung Masigit masih memiliki aktivitas solfatara dan fumarola.

2. Produk Erupsi

Tubuh Gunung Guntur tersusun oleh material hasil erupsi yang terdiri dari:

 * Batuan Vulkanik: Berupa bom vulkanik, lapili, pasir, hingga abu.

 * Aliran Lava: Sebagian besar punggung gunung dibangun oleh material erupsi eksplosif dan efusif, dengan hasil erupsi berupa aliran lava bongkah yang masih baru dan tumpang tindih. Salah satu jejak aliran lava tertua bahkan menjadi tempat dibangunnya kawasan pemandian air panas Cipanas, yang berjarak \pm 3 km dari kawah.

3. Aktivitas Tektonik

Selain aktif secara vulkanik, Gunung Guntur juga terletak di wilayah yang aktif secara tektonik. Daerah sekitar Guntur dilalui oleh sesar-sesar kecil aktif yang berarah timurlaut–baratdaya, yang berpotensi memicu aktivitas gempa. Analisis seismik menunjukkan bahwa Guntur dikontrol tidak hanya oleh aktivitas magma, tetapi juga oleh aktivitas tektonik di sekitarnya.

III. Sejarah Letusan Gunung Guntur

Gunung Guntur memiliki periode letusan yang sangat aktif di masa lalu, menjadikannya salah satu gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa pada abad ke-19.

1. Periode Erupsi Aktif (1690–1847)

Sejarah erupsi Guntur tercatat sejak tahun 1690. Pada kurun waktu \pm 300 tahun (1600–1900), tercatat terjadi letusan besar sebanyak 22 kali.

 * Letusan Pertama Tercatat: Tahun 1690 (letusan eksplosif yang menyebabkan korban jiwa).

 * Masa Puncak Aktivitas: Terjadi pada dekade 1800-an, di mana antara tahun 1800 hingga 1847 tercatat \pm 21 kali letusan, dengan interval yang pendek (1 hingga 7 tahun).

 * Erupsi Terdahsyat: Salah satu erupsi terbesar terjadi pada 24 Mei 1840 yang menghasilkan aliran lava hingga mencapai kawasan Cipanas.

 * Letusan Terakhir: Tahun 1847. Sejak saat itu, Gunung Guntur berada dalam masa istirahat (tidur) vulkanik hingga kini, meskipun tetap berstatus gunung berapi aktif.

2. Tipe Erupsi

Tipe erupsi Guntur di masa lalu didominasi oleh:

 * Erupsi Eksplosif: Menghasilkan hujan abu yang pernah mencapai Jakarta (contoh tahun 1803).

 * Erupsi Efusif: Menghasilkan leleran lava (contoh tahun 1780 dan 1840).

IV. Karakteristik Fisik dan Ekosistem

Salah satu ciri khas utama Gunung Guntur yang membedakannya dari gunung lain di Jawa Barat adalah kondisi fisik dan vegetasinya.

1. Medan dan Lereng

 * Kemiringan: Lereng Gunung Guntur sangat bervariasi, dari 2^\circ hingga mencapai 75^\circ. Jalur pendakiannya dikenal cukup ekstrem dan menantang, dengan medan yang curam dan licin.

 * Material Permukaan: Karakteristik permukaan umumnya berpasir dan terbuka. Material pasir ini merupakan hasil pelapukan material piroklastik (abu dan pasir vulkanik) dari erupsi-erupsi masa lalu yang masih segar.

2. Vegetasi Unik (Padang Savana)

Kondisi tanah yang berpasir membuat Guntur tampak gersang dan tidak banyak ditumbuhi pepohonan besar di bagian puncaknya.

 * Dominasi Ilalang: Sebagian besar kawasan lereng atas dipenuhi dengan ilalang dan rumput, menciptakan pemandangan layaknya padang savana yang indah dan unik untuk wilayah tropis Indonesia.

 * Pohon: Pohon yang dominan di kawasan ini adalah Pinus di daerah yang lebih rendah, sementara di daerah puncak hanya ditemukan beberapa jenis tanaman keras seperti Cantigi (Vaccinium varingifolium).

 * Kawasan Hutan: Meskipun gersang di puncak, Gunung Guntur masih memiliki kawasan hutan di lereng bawah, meliputi Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan Hutan Ericaceous (hutan gunung).

V. Daya Tarik dan Pesona

Gunung Guntur, dengan segala karakteristiknya, menawarkan pesona alam yang kuat bagi wisatawan dan pendaki.

 * Panorama Puncak: Dari puncaknya, pendaki dapat menikmati pemandangan Kota Garut dan gunung-gunung lain di sekitarnya, seperti Gunung Cikuray dan Gunung Papandayan.

 * Empat Puncak: Kompleks Guntur memiliki beberapa puncak yang dapat didaki, yaitu Puncak Guntur (utama), Puncak Kabuyutan, Puncak Parupuyan, dan Puncak Masigit.

 * Keindahan Kaldera: Menyaksikan kaldera yang terbentuk akibat letusan purba, seperti Kaldera Pangkalan dan Kaldera Gandapura, menjadi pengalaman geologi yang menarik.

 * Curug Citiis: Di salah satu jalur pendakian terdapat Air Terjun (Curug) Citiis yang terkenal dengan aliran airnya yang dingin, menjadikannya tempat istirahat favorit bagi pendaki.

 * Pemandian Air Panas: Karena aktivitas vulkanik di bawah permukaan, kawasan kaki gunung, khususnya Cipanas, kaya akan sumber air panas alami yang dimanfaatkan sebagai destinasi wisata relaksasi.

Dengan sejarah letusan yang dramatis, struktur geologi yang kompleks, dan karakteristik alam yang gersang namun eksotis, Gunung Guntur berdiri sebagai ikon alam Garut yang menyimpan kekayaan pengetahuan geologi sekaligus menawarkan petualangan yang tak terlupakan.