Panduan lengkap Budidaya Kubis di Kabupaten Garut

Daftar Isi


Budidaya kubis di Kabupaten Garut sangat berpotensi karena didukung oleh kondisi lahan pegunungan tinggi dan tanah yang subur. Garut memiliki produktivitas kubis rata-rata yang cukup baik (sekitar 23-24 ton/Ha).

Berikut adalah panduan umum budidaya kubis yang relevan, terutama untuk daerah sentra kubis di Garut (seperti Kecamatan Cikajang, Pasirwangi, Cisurupan, Samarang, Cigeug, dan Bayongbong):

I. Persiapan Benih dan Persemaian

Pemilihan Varietas: Pilih benih unggul. Varietas yang sering direkomendasikan antara lain:

Green Coronet, KK-Cross, Gloria Osena (untuk dataran rendah, namun bisa beradaptasi luas).

Grand 22 F1 (Adaptasi baik dataran rendah hingga menengah, tahan penyakit busuk lunak dan busuk hitam).

Bima 45 (Varietas kubis bunga yang menunjukkan hasil dan pertumbuhan terbaik di dataran menengah Garut).

Kebutuhan Benih: Sekitar 100-250 gram untuk satu hektar.

Perendaman: Rendam benih ± 12 jam atau sampai terlihat pecah untuk mempercepat perkecambahan.

Penyemaian:

Semai di bedengan atau polybag kecil.

Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang.

Siram rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) menggunakan hand sprayer, jangan sampai media semai kering.

Lakukan penyiangan (pembersihan gulma).

II. Pengolahan Lahan

Pembersihan Lahan: Bersihkan lahan dari gulma dan tanaman pengganggu.

Penggemburan Tanah: Cangkul atau bajak dengan kedalaman sekitar 20-40 cm untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki tekstur.

Pembuatan Bedengan:

Lebar bedengan sekitar 100-120 cm.

Tinggi bedengan 20-30 cm (tergantung kondisi lahan).

Jarak antar bedengan 30-50 cm.

Penting di Garut (Lahan Miring): Pertimbangkan penerapan teknologi konservasi seperti pembuatan Teras Bangku atau Teras Gulud untuk mencegah kerusakan lahan dan meningkatkan produksi, terutama di daerah Cikajang.

Pemupukan Dasar: Berikan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk non-organik (misalnya: SP 36, ZA, KCl dengan perbandingan tertentu) sebelum pemasangan mulsa (jika menggunakan mulsa) dan ratakan di atas bedengan. Pemupukan dasar sebaiknya dilakukan sekitar 15 hari sebelum tanam.

III. Penanaman

Waktu Tanam: Sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari untuk mencegah layu.

Pemindahan Bibit: Pindahkan bibit dari persemaian ke lahan setelah cukup kuat, idealnya pada umur 20-30 hari setelah semai (HST) atau saat sudah memiliki 2 daun atau lebih.

Jarak Tanam: Buat lubang tanam dengan jarak:

60 cm (antar barisan) x 40 cm (dalam barisan)

Atau 50 cm x 50 cm

Cara Menanam: Masukkan bibit ke dalam lubang tanam hingga leher akar ikut tertanam sedikit ke dalam tanah. Padatkan tanah di sekitar bibit dengan hati-hati.

IV. Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman:

Pada awal tanam, siram secara rutin (sesuaikan dengan kondisi curah hujan).

Setelah berumur ± 30 HST, penyiraman dapat dilakukan setiap 2-3 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pemupukan Susulan: Dilakukan pada fase pertumbuhan (vegetatif) dan fase pembentukan krop (generatif).

Penyiangan (Membersihkan Gulma): Lakukan penyiangan dan pendangiran (penggemburan tanah di sekitar tanaman) sebanyak 2-3 kali selama masa pertumbuhan.

Pengendalian Hama & Penyakit:

Hama dan penyakit merupakan masalah umum, termasuk penyakit yang dipicu oleh kondisi cuaca/tanah yang tidak stabil.

Lakukan pengendalian secara terpadu. Konsultasikan dengan petugas penyuluhan atau gunakan aplikasi sistem pakar untuk identifikasi penyakit jika kesulitan.

V. Panen

Umur Panen: Tergantung varietas. Umumnya sekitar 55-65 hari setelah pindah tanam (HST).

Ciri Panen: Krop kubis sudah terbentuk sempurna, padat, dan keras.

Catatan Penting budidaya Kubis di Kabupaten Garut:

Karena Garut adalah daerah dataran tinggi/menengah, masalah konservasi lahan dan erosi sangat penting. Menerapkan terasering (teras bangku/gulud) dapat sangat membantu.

Perhatikan saluran air pada terasering untuk menghindari genangan air yang bisa memicu penyakit, terutama busuk lunak.

Selalu konsultasikan teknik budidaya dengan Dinas Pertanian setempat atau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) terdekat untuk mendapatkan panduan yang paling sesuai dengan kondisi spesifik lahan Anda.