Karakteristik orang Sunda menurut penelitian dan catatan para peneliti Belanda

Table of Contents

Karakteristik orang Sunda menurut penelitian dan catatan para peneliti Belanda pada masa kolonial, seringkali digambarkan berdasarkan sudut pandang kolonial Eropa. Ini berarti deskripsinya bisa bersifat subjektif, stereotipikal, atau dipengaruhi oleh kepentingan administrasi kolonial. Namun tetap ada nilai informatif dan historisnya.

Berikut ringkasan karakteristik orang Sunda menurut beberapa sumber Belanda:


🔸 1. Ramah, lembut, dan sopan

Peneliti Belanda sering menggambarkan orang Sunda sebagai:

  • Halus dalam berbicara

  • Sopan dalam bersikap

  • Lebih suka menghindari konflik langsung

➡️ Ini muncul dalam banyak catatan administrasi, termasuk laporan pejabat Belanda di Priangan yang menyebutkan bahwa orang Sunda “tidak suka kekerasan” dan cenderung “patuh” terhadap otoritas.


🔸 2. Religius dan spiritual

  • Orang Sunda dilaporkan punya kecenderungan kuat pada praktik keagamaan dan kepercayaan tradisional.

  • Dalam laporan etnografi, mereka mencampurkan Islam dengan adat (sinkretisme), seperti kepercayaan pada roh leluhur dan kekuatan alam.

➡️ Hal ini dibahas dalam laporan-laporan kebudayaan oleh Bataviaasch Genootschap dan oleh ahli Belanda seperti C. Snouck Hurgronje (meskipun fokusnya lebih banyak di Aceh dan Jawa, ia juga menyebut adat Sunda dalam konteks sinkretisme).


🔸 3. Cenderung tidak suka konfrontasi

  • Dalam laporan kolonial, orang Sunda dianggap kurang “militan” dibanding suku lain seperti orang Aceh atau sebagian Jawa (misalnya Mataraman).

  • Ini kadang disalahartikan sebagai lemah, namun peneliti seperti F. de Haan justru melihat ini sebagai bentuk kebijaksanaan sosial untuk menjaga harmoni.


🔸 4. Terikat kuat pada komunitas dan tanah

  • Banyak catatan menunjukkan bahwa masyarakat Sunda sangat terikat pada kampung halaman dan sistem pertanian lokal (sawah, ladang, kebun).

  • Mereka bekerja dalam sistem gotong-royong dan memegang teguh struktur sosial adat.


🔸 5. Kesetiaan kepada pemimpin lokal

  • Dalam struktur pemerintahan kolonial, Bupati atau Wedana Sunda dianggap punya pengaruh yang besar, dan masyarakat cenderung setia dan hormat pada pemimpin adat/daerah mereka.


🔸 6. Pandai seni dan musik

  • Beberapa peneliti Belanda mencatat kecintaan masyarakat Sunda terhadap kesenian seperti degung, kacapi suling, jaipong, dan wayang golek.

  • Mereka menganggap orang Sunda memiliki "jiwa artistik" yang kental.


📝 Kutipan historis (contoh):

“De Soendaneezen zijn zachtzinnig van aard, zij houden van rust en orde, en leven vreedzaam in hun dorpen.”
(Orang Sunda bersifat lembut, mencintai kedamaian dan keteraturan, serta hidup rukun di desa mereka.)
Catatan administratif Hindia Belanda, abad ke-19


🔍 Catatan penting:

Sebagian stereotip ini digunakan Belanda untuk menjustifikasi kebijakan administratif yang berbeda antara wilayah Sunda dan Jawa Tengah/Timur. Mereka merasa "lebih mudah mengatur" wilayah Priangan karena sifat warganya dianggap lebih “kooperatif”. Namun tentu saja, ini pandangan dari atas, bukan dari masyarakat itu sendiri.