Menjelajahi Keindahan Garut Taman Wisata Alam Gunung Papandayan

Sejarah Letusan Gunung Papandayan
Gunung Papandayan memiliki sejarah panjang letusan vulkanik, dengan letusan besar tercatat pada tahun 1772 yang menghancurkan sekitar 40 desa dan menyebabkan korban jiwa. Letusan lainnya terjadi pada tahun 1923, 1942, dan terakhir pada tahun 2002. Letusan-letusan ini membentuk kawah-kawah yang kini menjadi daya tarik wisata alam yang memikat.
Objek Wisata di Gunung Papandayan
Kawah Baru Terbentuk setelah letusan tahun 2002, Kawah Baru memiliki danau air dingin dengan diameter sekitar 10 meter. Warna airnya bisa berubah dari hijau, kehitaman, hingga bening, tergantung pada kondisi alam. Sekeliling kawah ini dihiasi oleh pohon-pohon mati yang menjadi saksi bisu dari letusan dahsyat tersebut.
Kawah Emas Kawah ini dikenal karena aktivitas penambangan pada masa kolonial Belanda atau warna keemasannya yang mencolok. Kawah Emas memiliki suhu tertinggi di antara kawah lainnya dan terletak di tengah kubah Gunung Papandayan, dengan lebar mencapai 150 meter.
Kawah Pengantin Terdiri dari dua kawah yang menurut legenda setempat merupakan tempat jatuhnya sepasang pengantin. Kawah ini mengeluarkan uap belerang yang memberikan nuansa mistis sekaligus eksotis.
Kawah Nangklak Kawah ini dinamai Nangklak yang berarti "terbuka" karena kawahnya terlihat jelas dan berwarna kekuningan akibat kandungan belerang yang tinggi. Bau belerang yang kuat menjadi ciri khas kawah ini.
Area Eksplorasi di Gunung Papandayan
Pondok Salada Camping Area Terletak di ketinggian 2.290 meter di atas permukaan laut, Pondok Salada adalah area camping seluas 8 hektar yang dipenuhi oleh bunga edelweis dan memiliki sumber mata air bersih dari Cisaladah. Tempat ini sangat populer di kalangan pendaki karena tanahnya yang landai serta akses ke sumber air bersih.
Hutan Mati Hutan Mati merupakan area yang dipenuhi dengan sisa-sisa pohon mati akibat letusan 2002. Pemandangannya yang unik dengan tanah berwarna putih akibat kandungan belerang memberikan kesan dramatis yang sangat fotogenik, terutama saat matahari terbit.
Ghober Hoet Camping Area Lokasi camping ini menawarkan pemandangan langsung ke arah kawah serta Gunung Cikurai. Tempat ini terkenal di kalangan pendaki dan fotografer sebagai spot ideal untuk menyaksikan matahari terbit (sunrise).
Tarif dan Harga Tiket Masuk TWA Gunung Papandayan
- Pengunjung Nusantara: Rp 20.000 (weekday) - Rp 30.000 (weekend)
- Pengunjung Mancanegara: Rp 200.000 (weekday) - Rp 300.000 (weekend)
- Kendaraan Roda Dua: Rp 12.000 (weekday) - Rp 17.000 (weekend)
- Kendaraan Roda Empat: Rp 25.000 - Rp 35.000 (weekend)
- Kendaraan Roda Enam: Rp 110.000 - Rp 150.000 (weekend)
- Sepeda: Rp 7.000 (weekday) - Rp 10.000 (weekend)
- Rombongan Pelajar Nusantara: Rp 18.000 (weekday) - Rp 20.000
- Rombongan Pelajar Mancanegara: Rp 200.000 (weekday) - Rp 300.000 (weekend)
Tarif Lain-lain
- Berkemah/Camping: Rp 35.000
- Berkemah/Camping Rombongan Pelajar: Rp 22.500
- Berkemah/Camping Rombongan Mancanegara: Rp 105.000
- Foto Prewedding: Rp 500.000
- Shooting Video Individu/Company: Rp 800.000
- Shooting Video Komersil: Rp 2.000.000/hari
Akses Menuju Gunung Papandayan
Dari Bandung Naik transportasi umum dari Terminal Leuwi Panjang atau Terminal Cicaheum dengan angkutan Elf (jurusan Bandung - Cikajang, Rp 30.000/orang) dan turun di Kecamatan Cisurupan.
Dari Jakarta Dari Terminal Kampung Rambutan, naik bus Karunia Bakti (jurusan Jakarta - Garut) dan turun di Terminal Guntur Garut. Kemudian naik angkutan Elf (jurusan Garut - Cikajang, Rp 15.000/orang) dan turun di Cisurupan.
Gunung Papandayan: Keindahan yang Tak Terlupakan
Gunung Papandayan menawarkan pengalaman alam yang lengkap, mulai dari keindahan kawah-kawah yang eksotis, pemandangan Hutan Mati yang mistis, hingga area camping dengan pemandangan yang menakjubkan. Bagi para pecinta alam, menjelajahi Taman Wisata Alam Gunung Papandayan akan memberikan petualangan yang tak terlupakan.